Netizentimes.id – Polisi Thailand mengatakan bahwa mereka telah melakukan penyelidikan terhadap empat outlet berita dan telah memblokir aplikasi pesan Telegram. Hal itu dilakukan sebagai langkah darurat untuk menghentikan protes. Meski demikian, ribuan orang tetap turun ke jalan untuk menentang larangan demonstrasi.

Investigasi terhadap media yang dilakukan oleh aparat kepolisian, membuat para pengunjuk rasa menuduh pemerintahan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, mantan pemimpin militer yang berusaha membubarkan aksi pengunjuk rasa tersebut, sebagai pihak yang membungkam kebebasan pers.
“Tindakan ini merampas hak orang atas informasi,” kata Jin, salah seorang pengunjuk rasa, seperti dikutip dari Channelnewsasia.

Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di persimpangan jalan di Bangkok. Dalam demonstrasi yang sudah berlangsung selama 4 bulan ini, mereka meneriakkan kata-kata ‘terus berjuang’. Selain itu, para demonstran juga menuntut reformasi monarki.
Pemerintah mengeluarkan larangan berita dan informasi online yang dapat membahayakan keamanan nasional sejak Oktober lalu. Selain itu, mereka juga melarang adanya demonstrasi politik yang dilakukan oleh berbagai elemen.

Aparat kepolisian saat ini tengah menyelidiki empat media online yang dituduh melakukan provokasi untuk memprotes pemerintah. Sementara itu, aparat juga tengah memantau halaman Facebook para demonstran.
Beberapa konten dapat “menimbulkan kebingungan dan menyebabkan keresahan di masyarakat,” kata juru bicara polisi Kissana Phathanacharoen. Ia juga menambahkan bahwa kementerian komunikasi akan melakukan penyelidikan yang lebih mendalam dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk keamanan nasional.
Dapatkan berita viral hari ini hanya di Netizentimes.id
Viral Menarik Lainnya:
(Komentar Netizen) Tentang Adrian, Sang Penjaga Gawang Legendaris Liverpool
(Komentar Netizen) Kekalahan Real Madrid Atas Shakhtar Donetsk
Pekerjaan Programmer & 4 Skill yang Dibutuhkan Dalam Industri 4.0