Netizentimes.id – Putchapong Nodthaisong, juru bicara kementerian digital, mengatakan bahwa ia telah meminta pengadilan untuk menghapus konten di empat media online dan halaman Facebook milik kelompok demonstran Pemuda Bebas.
The Manushya Foundation, sebuah kelompok independen yang mengkampanyekan kebebasan online, mengambil langkah untuk memprotes pemerintah dalam upaya membungkam media.

“Karena pelarangan unjuk rasa tidak berhasil, pemerintah yang didukung militer berharap dapat menanamkan ketakutan kepada masyarakat yang mengatakan kebenaran,” kata direktur Emilie Palamy Pradichit dikutip dari Channelnewsasia. “Kami mendesak media untuk menolak pembungkaman,” tambahnya.
Kepala Polisi Suwat Jangyodsuk juga mengatakan, bahwa dia telah memerintahkan kementerian digital untuk memblokir Telegram, aplikasi perpesanan yang sering digunakan oleh pengunjuk rasa untuk melakukan koordinasi selama beberapa bulan terakhir.

Selain penangkapan yang dilakukan oleh polisi terhadap sejumlah demonstran, Departemen Ekonomi dan Masyarakat Digital mengatakan telah menandai lebih dari 325.000 postingan di platform media sosial yang dianggap melanggar Undang-Undang Kejahatan internet. Namun menurut para kritikus, hal itu digunakan untuk membungkam perbedaan pendapat.
Para kritikus juga meminta Kementerian untuk mempertimbangkan penangguhan Telegram, aplikasi pemesanan yang digunakan para aktivis selama beberapa bulan terakhir, kata kepala polisi. Demonstrasi tetap berlangsung hingga hari ini meski pemerintah telah melarang adanya unjuk rasa.
Menurut polisi, 74 orang telah ditangkap sejak 13 Oktober. Sembilan belas orang dibebaskan dengan jaminan pada akhir Oktober, kata pengacara hak asasi manusia Thailand.
Para pengunjuk rasa menuntut pencopotan Perdana Menteri Prayut. Prayut dituduh mengadakan pemilihan tahun lalu untuk mempertahankan kekuasaan yang pertama kali direbutnya dalam kudeta 2014. Namun ia mengatakan pemilihan itu adil.

Para pengunjuk rasa juga menuntut reformasi dari monarki untuk menurunkan kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn. Sementara Istana Kerajaan belum mengomentari protes atau tuntutan para pengunjuk rasa.
Prayut telah berkata bahwa dia tidak akan berhenti. Pada Oktober lalu, dia mengatakan mendukung proposal sidang istimewa parlemen untuk membahas situasi tersebut. Mayoritas di parlemen dikuasai oleh pendukungnya.
“Kami hanya meminta masyarakat untuk tidak merusak properti milik pemerintah dan rakyat,” ujarnya. “Yang harus dilakukan pemerintah adalah melindungi monarki.”
Dapatkan berita viral hari ini hanya di Netizentimes.id
Viral Menarik Lainnya:
(Komentar Netizen) Tentang Adrian, Sang Penjaga Gawang Legendaris Liverpool
(Komentar Netizen) Kekalahan Real Madrid Atas Shakhtar Donetsk