Netizentimes.id – Siapa sangka pembunuhan berantai adalah sebuah candu yang diharapkan oleh pelakunya bisa diatasi dengan pergi ke sebuah pertemuan dan gema doa perdamaian? Setidaknya itulah yang terjadi pada salah satu adegan ‘Mr. Brooks. Ia bisa dikatakan memiliki tipe yang hampir mirip dengam Dr. Jekyll dan Mr. Hyde, di mana ia ”berurusan dengan desakan yang tidak nyaman.
Sinopsis Film Mr. Brooks

“Saya seorang pecandu,” dia mengumumkan pada pertemuan 12 langkah sambil mengingat sifat sebenarnya dari keinginannya.
Baca Film Collateral – Supir Taksi Yang Mendapat Penumpang Seorang Pembunuh Berdarah Dingin
Karakter konyol yang diperankan oleh Kevin Costner ini adalah orang yang menderita kepribadian ganda. Melakukan upaya pembunuhan adalah sesuatu hal yang membuatnya merasa hidup dan eksis.
Baca American Hustle – Ketika FBI Mempekerjakan Penjahat Untuk Menangkap Koruptor
Earl Brooks, adalah seorang pengusaha yang sukses, perusahaannya menjadi salah satu yang terbaik di Portland tahun. Sebagai warga negara teladan, suami ideal untuk istrinya Emma (Marg Helgenberger) dan ayah setia dari putrinya Jane (Danielle Panabaker), Earl menjalani kehidupan ganda yang jahat.

Selain sebagai seorang pengusaha terkenal, ia juga seorang psikopat yang spesialisasinya adalah membantai kekasih muda, mengatur tubuh mereka dengan pose romantis, mengosongkan tempat kejadian perkara dengan hati-hati, dan menandatangani dengan sidik jari korban.
Baca Once Upon A Time In China And America – Wong Fei Hung Plesir Ke Amrik
Alter ego jahat Earl, Marshall (William Hurt), adalah sosok imajiner yang selalu berada di belakang Earl saat dia mengemudi. Marshall seringkali memprovokasi Earl untuk melakukan dorongan tergelap dalam dirinya sebagai sebuah kesenangan atau kebahagiaan, yaitu membunuh.
Baca American Psycho – Menjadi Psikopat Karena Gengsi

“Mr. Brooks, ”sayangnya, bukanlah komedi, namun semacam film werewolf versi thriller. Bruce A. Evans, sutradara dan penulis skenario (bersama Raynold Gideon), mampu membuat sebuah film thriller unik yang tidak biasa.
Film ini memang tidak sesadis “Saw” dan “Hostel”, namun karakter yang dibangun tidak kalah kejam dengan tokoh jahat dalam dua film yang disebutkan di atas.