Netizentimes.id – Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan nuklir senior Iran yang tewas pada hari Jumat, dianggap sebagai tokoh kunci rezim Iran untuk program nuklir Iran. Letnan Kolonel (res.) Dr. Raphael Ofek, dari Pusat Kajian Strategis Begin-Sadat, yang juga pernah bekerja di Kantor Perdana Menteri, berusaha menjelaskan peran Mohsen.
“Selama ini, Fakhrizadeh ikut bertanggung jawab mengembangkan persenjataan,” kata Ofek. Dia bahkan datang sebagai tamu undangan uji coba senjata nuklir ketiga Korea Utara pada 2013.”

Fase pengumpulan bahan bakar fosil – uranium – bukanlah tanggung jawab Fakhrizadeh, melainkan yurisdiksi Organisasi Energi Atom Iran, yang dipimpin oleh diplomat Iran Ali Akbar Salehi.
“Begitu bahan fosil siap untuk bom, maka Mohsen diberi tanggung jawab untuk mengembangkannya” kata Ofek.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada awal November, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa Iran sekarang telah mengakumulasi 12 kali jumlah uranium dari batas yang diizinkan, di bawah ketentuan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015, sebuah kesepakatan yang dicapai antara kekuatan dunia dan Teheran, dengan tujuan membatasi program nuklirnya.
Pada tahun 1998, Mohsen Fakhrizadeh mengakuisisi Pusat Penelitian Fisika Iran (dikenal sebagai PHRC), yang kemudian dikenal sebagai Program Amad. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada tahun 2018 pernah menjelaskan program Amad sebagai “program komprehensif untuk desain, konstruksi, dan pengujian senjata nuklir. “

Netanyahu melontarkan komentar tersebut saat mengungkapkan sejumlah file, yang dikenal sebagai Arsip Nuklir. Arsip tersebut dikumpulkan dari gudang senjata di Teheran oleh mata-mata Israel, Mossad.
“Setelah memimpin, tampaknya pada tahun 1998 ia menjadi ketua program Amad beberapa tahun ke depan,” kata Rafael.
Dia ingat bagaimana pada tahun 2015, sebelum JCPOA ditandatangani, IAEA telah berusaha untuk mewawancarai semua orang Iran yang terlibat dalam program Amad, dan bagaimana rezim Iran menolak untuk mengizinkan Fakhrizadeh untuk diwawancarai. “Singkatnya, dia dianggap pria misterius,” kata Ofek.

“Sejak 2015, Iran berusaha menyembunyikan program senjata nuklir mereka. Sulit untuk mengatakan sejauh mana sebenarnya mereka melangkah.
Terlepas dari tuduhan Teheran bahwa Israel berada di balik pembunuhan itu, Ofek mengatakan “tidak yakin ada pihak lain di belakangnya, seperti kelompok oposisi Mujahidin-e-Khalq. Mungkin Israel memang pelaku utamanya.”
Sementara itu, i24 News melaporkan pernyataan seorang pejabat Iran, yang mengatakan bahwa pelaku sabotase fasilitas pengayaan uranium di Natanz, berada di balik pembunuhan Fakhrizadeh.
Dapatkan berita viral hari ini hanya di Netizentimes.id
Viral Menarik Lainnya:
Pembunuhan Ilmuwan Iran, Membuat Rencana Pembatasan Nuklir Semakin Sulit
6 Ruang Tidur Ini Mirip Dengan Kamar Di Serial TV Populer
Break The Silence: The Movie, Menguasai Box Office Korea Selatan