Netizentimes.id – Ilmuwan Iran yang terbunuh pada hari Jumat adalah sosok misterius yang tidak diketahui kebanyakan orang di luar Iran, terselubung dalam kerahasiaan dan disembunyikan oleh pemerintah Iran selama bertahun-tahun.
Hanya dua fotonya yang muncul di pers, salah satunya tampaknya berusia beberapa tahun lalu, atau bahkan puluhan tahun lalu. Dipercaya bahwa hanya sedikit orang di luar Iran yang pernah melihatnya atau tahu seperti apa dia.

Hal ini diyakini secara luas dilakukan oleh intelijen Israel, Mossad, dan menimbulkan pertanyaan mengapa seorang ilmuwan menjadi sasaran peluru yang mematikan.
Mohsen Fakhrizadeh tewas sekitar 40 mil di luar Teheran pada Jumat sore dalam penyergapan yang dilakukan di pinggir jalan. Dia sedang dalam perjalanan dengan ditemani oleh penjaga ketika ledakan terjadi, diikuti oleh tembakan.
Beberapa laporan yang datang dari Iran mengatakan bahwa terdapat enam pria bersenjata di S.U.V. di mana Fakhrizadeh sedang dalam perjalanan, sementara yang lain mengklaim operasi itu dilakukan dengan pesawat tak berawak.
Tetapi siapa ilmuwan misterius ini dan mengapa dia menjadi sasaran? Apakah dia hanya seorang ilmuwan, profesor, dan tokoh militer, seperti yang digambarkan Iran?
Iran telah mengidentifikasi pria 59 tahun itu sebagai kepala Organisasi Riset dan Inovasi Kementerian Pertahanan, seorang pejabat di Korps Pengawal Revolusi elit, dan terkadang hanya seorang profesor.

Ia lahir di Qom pada tahun 1958. Pada tahun 1979, setelah penggulingan Syah, ia bergabung dengan Pengawal Revolusi dan mempertahankan pangkat Brigjen, bahkan sebagai seorang ilmuwan.
Fakhrizadeh diyakini sebagai pemimpin Amad, program nuklir Iran, yang menurut Badan Energi Atom Internasional, “melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan bahan peledak nuklir”. Program – tetapi bukan pengembangan bom, klaim Israel dan Barat – berakhir pada 2003.
Dapatkan berita viral hari ini hanya di Netizentimes.id
Viral Menarik Lainnya:
Mohsen Fakhrizadeh Dianggap Sebagai Tokoh Kunci Program Nuklir Iran
Pembunuhan Ilmuwan Iran, Membuat Rencana Pembatasan Nuklir Semakin Sulit