Netizentimes.id – Donald Trump berupaya untuk memblokir aplikasi TikTok. Sebagian pihak menilai hal itu dilakukan karena TikTok dianggap telah melakukan pembajakan data jutaan warga Amerika Serikat yang menggunakan aplikasi tersebut.
Namun sebagian lainnya menilai, bahwa hal itu sebenarnya dilakukan sebagai usaha Trump melakukan balas dendam.
Awal tahun ini, pengguna TikTok secara besar-besaran memesan tiket untuk kampanye Donald Trump, pada reli 20 Juni di Tulsa, Oklahoma. Ada jutaan permintaan tiket, kata timnya. Namun ketika hari itu tiba, hanya 6.200 orang yang hadir.

Pengguna TikTok kemudian mengaku bertanggung jawab karena tidak hadir sebagai bagian dari sabotase kampanye oleh para pemuda.
Tetapi James Crabtree, profesor praktik di Sekolah Dasar Negeri Lee Kuan Yew, tidak dapat mempercayai cerita bahwa Trump akan memblokir TikTok sebagai upaya balas dendam pribadi.
“Kekhawatirannya bahkan lebih karena mungkin China atau Rusia – negara yang dianggap pelaku kejahatan di luar negeri – dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk mengganggu demokrasi Amerika,” katanya.
Pemerintah AS telah memberikan izin kepada aplikasi ByteDance, yang melakukan kerjasama dengan aplikasi China tersebut hingga 27 November untuk merilis TikTok, sementara perusahaan telah menentang perintah pemblokiran tersebut.

Selain penjualan langsung ke pemilik non-China, skenario lain yang memungkinkan adalah perjanjian di mana kontrol dan kepemilikan aplikasi dibagi antara investor AS yang sudah ada dan investor baru, di bawah perusahaan AS.
Karena apabila aplikasi ini diblokir, maka justru bisa berakibat serius. Berbagai macam aplikasi bahkan mendorong Organisasi Kesehatan Dunia untuk memulai akun TikTok guna menyebarkan informasi tentang virus berbahaya yang melanda dunia.
Isu akan adanya pemblokiran TikTok kini telah memberikan kesempatan bagi platform media sosial lain untuk memanfaatkan situasi tersebut. Seperti Instagram dan Facebook, misalnya, kini memiliki fitur video pendek serupa.
TikTok telah menanggapi dengan menyiapkan dana $ 200 juta (S $ 269 juta) untuk membayar para pembuat konten yang viral, denga syarat bahwa konten tersebut positif. Seperti yang dilakukan oleh pengguna dari India bernama Mahesh Kapse.

Kapse menjadi viral setelah unggahannya di TikTok mendapat bermacam respon positif dan diikuti oleh jutaan pengguna lain. Ia menggugah video di mana ia tengah membuat sebuah karya seni rupa.
Dia tidak hanya terpengaruh secara finansial, tetapi dia juga memiliki beberapa mimpi yang ingin ia penuhi, seperti membantu mempromosikan tempat wisata berupa danau di dekat kampung halamannya untuk dikunjungi.
“Danau Lonar memang tempat yang indah, tapi tidak banyak orang yang mengunjungi tempat ini,” katanya. “Merupakan keinginan saya untuk datang dan merekam beberapa video di sini.
Dapatkan berita viral hari ini hanya di Netizentimes.id