Netizentimes.id – Petinggi Disney memberikan sebuah klarifikasi setelah film Mulan mendapatkan kritik keras, terutama karena kedapatan melakukan pengambilan gambar di Provinsi Xinjiang, tempat etnis minoritas Muslim Uighur dilaporkan menjadi korban kekerasan dan diskriminasi dari pemerintah Tiongkok.
Salah satu petinggi Walt Disney, Christine McCarthy, mengatakan bahwa nyaris seluruh proses syuting Mulan berlangsung di negara Selandia Baru.

“Untuk menggambarkan secara detail lanskap dan geografi unik Tiongkok untuk drama ini, kami melakukan syuting pemandangan di 20 lokasi berbeda di Tiongkok,” kata McCarthy seperti dikutip AceShowbiz, Senin (14/9)
Supaya bisa mendapatkan izin syuting di lokasi-lokasi tersebut, tim produksi perlu mendapatkan izin dari pemerintah setempat.
“Jadi, dalam kredit film kami, dicantumkan lokasi-lokasi di Tiongkok dan Selandia Baru. Saya cuma akan menjelaskan itu, tapi ini saja sudah memunculkan banyak masalah bagi kami,” tambahnya.
Mulan mendapatkan kritikan keras setelah Disney memberikan ucapan terima kasih kepada pemerintah di Xinjiang, provinsi kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia terhadap muslim Uighur terjadi secara masif. Ucapan itu ada dalam kredit di akhir film.

Selain itu, mereka juga memberikan ucapan terima kasih kepada lembaga pemerintah yang sejauh ini diduga terlibat dalam pelanggaran HAM.
Minimal terdapat delapan entitas pemerintah Xinjiang yang dimasukkan dalam list ‘Terima Kasih Secara Khusus’, antara lain biro keamanan masyarakat Kota Turpan, kawasan di mana banyak Uighur ditangkap dalam kamp-kamp konsentrasi.
Pada kredit tersebut, tim produksi tak lupa juga berterima kasih kepada Departemen Publisitas Komite Daerah Otonomi Uighur Xinjiang yang merupakan Badan Partai Komunis China, lembaga penanggung jawab upaya propaganda Tiongkok di kawasan itu.

Selain di China, para aktivis pro-demokrasi di Hong Kong juga mendeklarasikan boikot film Mulan pasca dirilis tanggal 4 September.
Hal itu karena Liu Yifei, aktris pemeran Mulan pernah mengatakan dukungan kepada aparat Kepolisian Hong Kong yang menggunakan kekerasan untuk menekan aksi demonstrasi.

Di tengah kontroversi ini, penjualan tiket Mulan pada Minggu pertama di Tiongkok tidak terlalu besar. Film adaptasi tersebut cuma mendapatkan perolehan sebesar US$23 juta atau sekitar Rp344,2 miliar, jauh di bawah angka yang diharapkan.
Tetapi berdasarkan data yang dirilis Maoyan, layanan penjualan tiket film secara online di Tiongkok, angka penjualan tiket Mulan masih nomor 1 di akhir pekan box office Tiongkok.
Jumlah penjualan tiket film tersebut cuma selisih tipis dari penjualan tiket The Eight Hundred, yaitu US$21,7 juta atau setara Rp324,8 miliar.
Dapatkan berita viral hari ini hanya di Netizentimes.id