Netizentimes.id – Rindu pada seseorang itu bisa disalurkan dengan berbagai hal. Seperti meminum minuman yang ia sukai, makan makanan kesukaannya, Mengunjungi tempat favoritnya, dengan sengaja duduk ditempat yang sama atau hanya berada di tempat yang pernah ia ceritakan. Banyak cara untuk menyalurkannya.
Mungkin itulah alasan paling tepat yang membuatku sampai disini saat ini. Pada awalnya pikiranku hanya ingin keluar saja mencari angin melihat suasana baru. Namun lambat laun pikiran ku terlempar ke suatu masa di suatu tempat yang sudah tidak jauh lagi.
Dengan kesadaran penuh kupilih kursi pojokan agar bisa melihat semua lalu lintas manusia, lalu memesan segelas saparella dingin dengan susu. Meresapi setiap teguknya, merasakan kesegaran masuk ke dalam kerongkongan lalu menyejukkan hati yang sudah lama gersang.
Kulalui menit demi menit dengan Saparella susu. Tidak terasa sudah dua jam disini, seperti menunggu sesuatu yang tak kunjung datang, memikirkan sesuatu yang tak kunjung terjadi. Melihat sekitar sekali lagi untuk memastikan semuanya benar-benar tidak terjadi.
Beginikah rasanya sendiri? Ini tempat yang cukup ramai dan yang kurasakan adalah aku menjadi transparan. Menyatu dengan bayangan tiang kayu pohon jati, menyatu dengan interior antik yang entah kenapa barang seperti itu masih ada.

Malam semakin larut, perut terasa kembung dan muncul kebingungan-kebingungan lainnya. Seperti aku bingung bagaimana menerjemahkan perasaanku saat ini sehingga membuatku datang kesini. Kupikir setiap orang pernah dan sering mengalaminya, berada dalam posisi yang membuatnya bingung. Posisi yang membuat ragu untuk maju atau mundur. Karena dengan mundur hanya akan dikenal sebagai lelaki yang hanya sampai sejauh ini.
Kemungkinan paling buruk yang bisa kubayangkan adalah aku akan merasa kehilanganmu lebih cepat meskipun engkau masih ada di bumi. Pada akhirnya aku akan menguatkan diri sendiri lagi dengan berbagai cara. Semua orang pantas merayakan sesuatu termasuk ketiadaan, begitu ucapku lirih.
Harus kuakui aku rindu, rindu itu datang lagi dengan sendirinya meski sekuat tenaga ku tepis dengan meyakini ini hanya fatamorgana. Sekuat hati meyakinkan diri, akhirnya pasrah dan rindu ini mengalir juga dengan aku hanyut diatasnya.
Aku menyukainya dan lambat laun jadi mencintainya namun harus ku tegaskan lagi, bagaimana sikapnya kelak, itu diluar kuasaku. Aku ingin mencintainya dengan profesional, namun seseorang yang jauh disana membuatku kekanakan. Aku menghibur diri dengan cara meyakini bahwa ia juga mengalami hal yang sama karenaku.
Teruslah bernafas, biar selebihnya urusanku, seperti membahagiakanmu lalu menafkahimu. Jika engkau tahu aku mencintaimu, biarkan itu mengendap. Kebenaran memang tidak mudah diterima, berlari hanya menghibur perasaan kalah dan menutup diri dari realita.
Dapatkan cerita menarik lainnya tentang kehidupan hanya di Netizentimes.id